🥌 Report Text About Tanah Longsor
Asfor in this thesis, the researcher takes 3 (three) indicators in looking at flood and landslide disaster management in Malang Regency: First, disaster mitigation carried out by the Malang Regency BPD. Second, the institutional framework for disaster management in Malang Regency. Third, community participation in tackling natural disasters of
CitationReport. Subjects. 483654. Penentuan Keserataan Tanah Sawah Melalui Alat Pengukur Kedalaman Air Jurnal Teknologi (Sciences and Engineering), 2020. 0. RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR KECEPATAN AKUSTIK DAN KADAR AIR VOLUMETRIK UNTUK MONITORING TANAH LONGSOR. Jurnal Geosaintek (0.2 1), 6, 51. 2020. 0. ALAT PENGUKUR PH BERBASIS ARDUINO.
Seeour comprehensive list of Property For Sale, tanah merah in Singapore. Find listings with photos, videos, virtual-tour & more with PropertyGuru Singapore.
Karenasangat jarang orang dalam kejadian tanah longsor bisa menyelamatkan diri, itu dikarenakan kecepatan tanah longsor bisa sampai 100km/jam. Seandainya ada korban yang selamat, mungkin dia akan mengalami trauma. Untuk itu, jika kamu mendengar suara gemuruh didekat tebing/jurang, segeralah lari menjauh ke dataran yang stabil. Semoga kita
SubscribeOfficial NET. News Youtube Channel: ikuti berita-berita terkini di NET. News via streaming di: https://ww
CONTOHNEWS ITEM TEXT: Landslide in Bukittinggi. Landslide in Bukittinggi. Two people died while four others were wounded in a landslide at a yard behind a house near Teleng market in Bukittinggi, West Sumatra on Tuesday. Killed were 3-year-old Yusuf, who was the son of a kiosk owner at the market, Bujang, and 22-year-old Meli, who was a visitor to the market.
17 Pada tahun 2005 - 2006 tercatat, telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam. Sturktur teks eksposisi pada penggalan teks di atas adalah
e 16 o -35 o 30 - 70 kemiringan lereng curam. f. 35 o -55 o 70 - 140 kemiringan lereng sangat curam. g. 55 o 140 kemiringan lereng terjal. 15 Wilayah dengan kemiringan lereng antara 0 hingga 15 akan stabil terhadap kemungkinan longsor, sedangkan di atas 15 potensi untuk terjadi longsor pada kawasan rawan gempa bumi akan semakin besar.
Sehingga kajian tanah longsor memerlukan kajian multidisiplin. Pada ranah akademik, buku ini dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa, peneliti, praktisi guna memahami proses, mekanisme, analisis dan prediksi, mitigasi, instrumentasi, dan analisis risiko bencana tanah longsor dalam perspektif disiplin geoteknik dan ketekniksipilan. Dalam
DampakPositif Longsor bencana alam berdampak positif atau negatif terhadap, melihat lagi dampak banjir dan longsor yang melanda bantul, jelaskan dampak positif dan negatif dari gempa bumi, free download here pdfsdocuments2 com, dampak positif dan negatif dari bencana tsunami banjir, banjir penyebab dampak dan cara mengatasi jagad id, 8 dampak tenaga endogen positif dan negatif secara singkat
TORAJADAILYCOM, SANGALLA - Cuaca buruk yang terus menerus melanda wilayah Toraja dalan sebulan terakhir memicu terjadinya bencana tanah longsor serta pohon tumbang. Akibatnya, beberapa bangunan dan infrastruktur jalan rusak. Seperti yang terjadi di Lembang Tombang Datu, Kecamatan Sangalla Utara tepatnya di lokasi Sekolah Dasar Negeri.
Dimusim hujan seperti saat ini bagi beberapa orang adalah musim dimana kekhawatiran-kekhawatiran timbul. Kenapa bisa seperti itu ? Kekhawatiran itu t
2ZKe. Contoh Explanation Text Adapun Tanah Longsor – Bencana lahan longsor cerbak terjadi di bilang wilayah di Indonesia, khususnya di daerah gunung-gemunung. Sekadar, tahukah anda bagaimana tanah longsor dapat terjadi? Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang bagaimana terjadinya lahan longsor dalam sebuah explanation text. Contoh Explanation Text Akan halnya Petak Longsor Landslide Landslide is a geological process that happen because of the movement of rock mass or soil such as the fall of rocks or clumps of soil which detached from the main section of the mountain or hill. Landslide usually happen in the mountainous areas. Mostly landslides happen because of earthquake that moves the underground plate which caused the element or the subsurface plate displaced, so it is causing fraction and landslide. High rainfall during the rainy season will also caused landslide. Long duration of the rain will occur the water evaporation on the ground surface in large amounts. The evaporation will make pore or soil cavity, then there would be cracks on the ground. When rain falls, the rain will infiltrate the cracks. Then, the water will accumulated at the bottom of the slope and caused lateral movement which occur landslide. Landslide often caused a lot of disadvantages. Landslide can make people lose their house, lands, and properties because buried by the landslide. The worst is the loss of life because they can’falak run from the landslide. So, to prevent landslide to happen, tiba to care about our environtment. We can menginjak by planting tree and do reforestation. Plus, do titinada throw trash carelessly to keep our environment clean. So, we would prevent flood and landslide during the rainy season. Arti internal Bahasa Indonesia Tanah Longsor Tanah longsor adalah suatu proses geologi yang terjadi karena rayapan komposit bebatuan atau lahan seperti jatuhnya bebatuan alias segumpal petak yang terpisah pecah bagian terdahulu pegunungan atau bukit. Tanah longsor galibnya terjadi di area pegunungan. Rata-rata dari tanah longsor terjadi karena lindu nan menggerakkan lempeng bawah kapling nan menyebabkan anasir ataupun lempeng permukaan mayapada bergeser, sehingga menyebabkan kerenggangan dan tanah longsor. Tingginya curah hujan sejauh musim penghujan pun boleh menimbulkan tanah longsor. Lamanya durasi hujan akan menimbulkan uap air di latar persil dalam jumlah yang segara. Embun ini akan menyampaikan pori-pori atau sinus tanah, kemudian akan menimbulkan retakan pada tanah. Ketika hujan abu roboh, hujan angin akan menyusup ke dalam retakan tersebut. Kemudian, air akan terakumulasi di dasar lereng dan menyebabkan pergerakan lateral nan kesudahannya menyebabkan tanah longsor. Tanah longsor sayang menimbulkan banyak ketakberuntungan. Lahan longsor boleh membentuk orang-orang kekeringan apartemen, tanah, dan harta karena tertimbus tanah longsor. Nan minimum parah adalah jatuhnya korban roh karena mereka tidak dapat menyelematkan diri berpangkal kapling longsor. Jadi, untuk mencegah terjadinya tanah longsor, mulailah untuk peduli pada lingkungan. Kita bisa memulai dengan menanam pohon dan penanaman hutan. Dirambah lagi, jangan membuang sampah sembarangan buat menjaga lingkungan kukuh bersih. Sehingga kita dapat mencegah banjir dan persil longsor selama musim penghujan.
Connection timed out Error code 522 2023-06-16 112032 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d82a9457a681e7d • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Bencana tanah longsor telah menyebabkan korban jiwa, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan. Jumlah kejadian tanah longsor semakin meningkat hampir setiap tahunnya terutama saat memasuki musim penghujan. Berdasarkan statistik, dalam kurun waktu tahun 2005 – 2011 tercatat kejadian tanah longsor sebanyak 809 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan mengakibatkan korban jiwa sebanyak 2484 orang tewas. Walaupun rawan terhadap bencana tanah longsor, pengetahuan masyarakat di Indonesia mengenai bencana ini cukup rendah. Ini dikarenakan langkanya bahan pendidikan atau media pembelajaran yang menarik di masyarakat mengenai bencana dan mitigasinya. Dalam hal ini Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG membuat media pembelajaran melalui penerbitan buku tentang tanah longsor untuk tingkat TK sampai SMA. Pemahaman tentang bencana sejak usia dini diprediksi akan lebih memberi kesadaran bukan hanya tentang bencana itu sendiri namun juga tentang bagaimana menjaga kelestarian alam untuk mengurangi efek mematikan dari bencana seperti ini. Media pembelajaran melalui buku ilmiah populer ini akan mengenalkan kepada anak-anak tentang; 1 Bagaimana bencana datang dan ciri-ciri daerah rentan bencana itu; 2 Apa tindakan yang harus dilakukan saat melihat/ merasakan tanda-tanda akan terjadinya bencana; 3 Apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan bencana di kemudian hari. Kedua buku ini disampaikan secara sederhana, menarik dan informatif yang disesuaikan dengan minat anak-anak usia TK – SMA dalam bentuk komik dan buku yang berwarna serta penuh gambar. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Buku Mengenal Tanah Longsor Sebagai Media Pembelajaran Bencana Sejak Dini Yukni Arifianti Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 17-24 Hal 17 BUKU MENGENAL TANAH LONGSOR SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BENCANA SEJAK DINI Yukni Arifianti Sari Bencana tanah longsor telah menyebabkan korban jiwa, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan. Jumlah kejadian tanah longsor semakin meningkat hampir setiap tahunnya terutama saat memasuki musim penghujan. Berdasarkan statistik, dalam kurun waktu tahun 2005 – 2011 tercatat kejadian tanah longsor sebanyak 809 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan mengakibatkan korban jiwa sebanyak 2484 orang tewas. Walaupun rawan terhadap bencana tanah longsor, pengetahuan masyarakat di Indonesia mengenai bencana ini cukup rendah. Ini dikarenakan langkanya bahan pendidikan atau media pembelajaran yang menarik di masyarakat mengenai bencana dan mitigasinya. Dalam hal ini Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG membuat media pembelajaran melalui penerbitan buku tentang tanah longsor untuk tingkat TK sampai SMA. Pemahaman tentang bencana sejak usia dini diprediksi akan lebih memberi kesadaran bukan hanya tentang bencana itu sendiri namun juga tentang bagaimana menjaga kelestarian alam untuk mengurangi efek mematikan dari bencana seperti ini. Media pembelajaran melalui buku ilmiah populer ini akan mengenalkan kepada anak-anak tentang; 1 Bagaimana bencana datang dan ciri-ciri daerah rentan bencana itu; 2 Apa tindakan yang harus dilakukan saat melihat/ merasakan tanda-tanda akan terjadinya bencana; 3 Apa yang bisa kita lakukan untuk meminimalkan bencana di kemudian hari. Kedua buku ini disampaikan secara sederhana, menarik dan informatif yang disesuaikan dengan minat anak-anak usia TK – SMA dalam bentuk komik dan buku yang berwarna serta penuh gambar. Kata Kunci Longsor, Buku, Media, Pembelajaran, Bencana Pendahuluan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang selalu bergerak dan saling menumbuk. Konsekuensi dari tubrukan tersebut adalah terbentuknya jalur gunungapi di Indonesia. Keberadaan jalur gunungapi ini menyebabkan pada beberapa wilayah Indonesia terbentuk pegunungan dan perbukitan dengan kemiringan lereng landai hingga terjal. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia memiliki potensi bencana tanah longsor yang dapat menimbulkan korban jiwa, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan. Bencana tanah longsor bersifat lokal, namun banyak tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Dalam jangka waktu lama, bencana tanah longsor menyebabkan lebih banyak kerugian dibandingkan bencana lain. Jumlah kejadian tanah longsor semakin meningkat memasuki musim penghujan terutama di daerah-daerah perbukitan terjal. Berdasarkan statistik, dalam kurun waktu tahun 2005 – 2011 tercatat kejadian tanah longsor pada 809 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan mengakibatkan korban jiwa mencapai 2484 orang tewas Gambar 1 PVMBG, 2012. Untuk itu perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko bencana. Terkait hal tersebut pemerintah melaksanakan penyelenggaraan Pengurangan Risiko Bencana PRB dengan landasan hukum UU RI no. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana’. Keberadaan UU RI no. 24 tahun 2007 ini telah mengubah pola pikir penanganan bencana menjadi penanggulangan bencana yang lebih menitikberatkan pada upaya-upaya sebelum terjadinya bencana Gambar 2. Penanggulangan bencana tidak hanya berorientasi pada saat tanggap darurat, melainkan dilakukan sebelum pra bencana, pada saat terjadi bencana dan setelah pasca bencana. Buku Mengenal Tanah Longsor Sebagai Media Pembelajaran Bencana Sejak Dini Yukni Arifianti Hal 18 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 18-24 Kerangka Aksi Hyogo 2005-2015 menyatakan salah satu prioritas dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana PRB adalah pentingnya menggunakan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun sebuah budaya keselamatan dan ketangguhan di semua tingkat Astuti, dkk., 2010. Di sini peran sekolah sebagai institusi pendidikan sangatlah strategis, terkait pengembangan pengetahuan yang diperlukan dalam upaya mitigasi. Hal ini pun sesuai dengan tema yang diangkat United Nations International Strategy for Disaster Reduction UN ISDR dalam hari pengurangan risiko bencana sedunia 2007 yaitu “Institutionalizing Integrated Disaster Risk Management At School”. Tema ini terlahir dari harapan untuk mengurangi risiko bencana melalui pengenalan sejak dini tentang risiko-risiko bencana kepada siswa-siswa sekolah dan bagaimana membangun kesiapsiagaan bencana Akbar, 2010. Gambar 1. Statistik jumlah kejadian tanah longsor dan jumlah korban jiwa akibat bencana tanah longsor dalam kurun waktu 2005 – 2011 PVMBG, 2012. Gambar 2. Ilustrasi yang menggambarkan upaya penanggulangan bencana. Tindakan PRB dapat dilakukan jika ada penumbuhan pola pikir sadar terhadap ancaman bencana bagi masyarakat sekitar lokasi rawan bencana. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagi cara dan salah satunya adalah melalui kegiatan pendidikan mitigasi bencana kepada para siswa di sekolah-sekolah. Pendidikan mitigasi bencana ini tidak perlu masuk ke dalam kurikulum tetapi bisa berupa kurikulum lokal dalam bentuk suplemen buku, dalam hal Buku Mengenal Tanah Longsor Sebagai Media Pembelajaran Bencana Sejak Dini Yukni Arifianti Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 19-24 Hal 19 ini mengenai bencana tanah longsor. Buku ini dibuat untuk memberikan sosialisasi pengetahuan tentang bencana tanah longsor sedini mungki. Diharapkan media pembelajaran ini bisa menjadi bekal yang cukup untuk mempelajari dan memberdayakan budaya mitigasi bencana baik sebelum, saat dan pasca bencana secara optimal. Pembelajaran Bencana Sejak Dini Anak-anak adalah salah satu kelompok yang paling berisiko terkena bencana. Selain kondisinya yang memang sudah rentan, tingginya risiko bencana terhadap anak-anak salah satunya disebabkan oleh faktor keterbatasan pemahaman tentang risiko-risiko bencana yang berada di sekeliling mereka. Pengetahuan dan pemahaman yang rendah terhadap risiko bencana ini kemudian berakibat tidak adanya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Penanggulangan bencana yang baik harus terintegrasi ke dalam sektor pendidikan, karena pendidikan menjadi salah satu faktor penentu dalam kegiatan pengurangan risiko bencana. Kegiatan pengintegrasian ini bisa dimulai sejak dini dimulai yaitu anak-anak di jenjang TK-SD sampai jenjang SMP-SMA. Penanggulangan bencana sejak dini di Jepang dapat menjadi contoh untuk mengkampanyekan upaya meminimalisasi kerugian akibat bencana. Dalam mempersiapkan diri guna menghadapi bencana alam, Jepang menerapkan standar keamanan yang sangat tinggi. Hampir semua penduduk telah dilatih sejak usia dini dalam hal mengatasi keadaan darurat. Hal ini bisa diterapkan pula di Indonesia dengan menjadikan bencana sebagai materi pembelajaran di sekolah untuk mengenalkan bencana dan mitigasinya. Ini artinya anak-anak yang terbiasa bersinggungan dengan bencana dianggap mampu membuat keputusan dan berperan aktif ketika bencana terjadi, sehingga mereka mengerti bagaimana cara menyelamatkan diri. Anak-anak adalah pemain utama dalam kegiatan pembelajaran sejak dini ini. Kegiatan pembelajaran bencana ini bisa meliputi bagaimana menilai, merencanakan, mengimplementasikan, memantau, dan mengevaluasi serta mempengaruhi teori dan praktik Benson and Bugge, 2006. Buku Sebagai Media Pembelajaran Pembelajaran sebagai suatu sistem merupakan pengorganisasian berbagai komponen dalam upaya mengubah siswa mencapai suatu kondisi yang lebih meningkat secara positif. Untuk mencapai sasaran pembelajaran dibutuhkan banyak persyaratan menyangkut materi, dalam hal ini materi yang meliputi bahan ajar atau medianya Sutjiono, 2005. Lemahnya pemahaman anak tentang bencana dan mitigasinya di sekolah formal lebih disebabkan karena pesan yang disampaikan oleh media pembelajaran yang ada tidak menarik, monoton dan tidak mengasah aspek keterampilan dan sikap anak. Padahal pesan pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Syarat utama tentunya materi bahasan disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak yaitu dari tingkat TK sampai SMA. Kemudian, pemilihan isi dan gaya penyampaian pesan mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada anak-anak. Selain itu harus merangsang siswa memproses apa yang dipelajari serta memberikan rangsangan belajar baru. Terakhir, bisa mengaktifkan anak dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong anak-anak untuk melakukan praktik-praktik dengan benar. Agar media pembelajaran bermanfaat secara optimal, maka dipilih media yang tepat, cost/biaya, pembaruan, dukungan, dan teknologi. Buku merupakan media yang tepat karena memenuhi unsur-unsur tersebut. Buku mudah diakses oleh semua kalangan, tidak memerlukan media lain untuk mengaksesnya sehingga biaya pengadaannya menjadi lebih murah dan dengan adanya dukungan pengadaan dari pemerintah sebagai penyelenggara pembelajaran maka masalah akses, biaya, dukungan dan kebaruan bisa teratasi sekaligus. Maka Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menerbitkan dua buah buku tentang tanah longsor untuk tingkat TK-SMA. Teknologi dalam hal ini terkait dengan sifat media buku tersebut. Buku merupakan media visual. Seseorang akan belajar secara maksimal Buku Mengenal Tanah Longsor Sebagai Media Pembelajaran Bencana Sejak Dini Yukni Arifianti Hal 20 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 20-24 jika berinteraksi dengan stimulus yang cocok dengan gaya belajarnya. Materi atau media yang bersifat visual antara lain dapat berbentuk peta, foto, ilustrasi gambar, diagram, poster, atau pun komik Waluyanto, 2010. Buku yang di dalamnya mengandung banyak materi visual sebagai media pembelajaran dipandang efektif untuk pembelajaran. Perpaduan gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita membuat informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti dan alurnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat. Buku sebagai media pembelajaran, selain ringan juga mampu menyampaikan informasi secara jelas, runtut, dan menyenangkan. Buku Mengenal Tanah Longsor Buku mengenai bencana tanah longsor di masyarakat umum, sebagai contoh di toko-toko buku atau di lembaga-lembaga pendidikan tidak mudah didapatkan. Kalau pun ada, buku-buku tersebut Gambar 3, baik dalam bentuk komik ataupun tulisan yang dipadu dengan ilustrasi-ilustrasi gambar, bukan merupakan buku yang bisa diakses dengan gratis. Adapun buku yang bisa didapatkan dengan cuma-cuma, media penyebarannya dalam bentuk e-book buku elektronik, artinya masyarakat harus mencetak atau memperbanyak sendiri. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi PVMBG mengupayakan suatu kegiatan agar masyarakat mendapatkan akses buku mengenai bencana tanah longsor secara gratis tanpa harus memperbanyaknya sendiri. Sebagai salah satu upaya meningkatkan pemahaman dan pengetahuan bencana, PVMBG pada tahun 2010 menerbitkan dua buah buku tentang tanah longsor untuk tingkat TK-SMA. Edisi keduanya terbit pada tahun 2011. Buku tanah longsor untuk tingkat TK dan SD berjudul “Ayo Mengenal Lebih Dekat Tanah Longsor”, sedangkan untuk tingkat SMP-SMA “Mengenal Lebih Dekat Tanah Longsor” Gambar 4. Gambar 3. Beberapa contoh buku mengenai bencana tanah longsor. Gambar 4. Buku tanah longsor untuk tingkat TK – SD Kiri; Buku tanah longsor untuk tingkat SMP – SMA Kanan Yukni, 2011. Kedua buku ini mencantumkan sedikitnya empat pokok pikiran 1 Apa itu bencana, 2 ciri-ciri daerah rentan bencana, gejala awal atau tanda-tanda bencana akan terjadi, 3 tindakan darurat yang dilakukan saat tanda-tanda akan terjadinya bencana muncul dan 4 upaya praktis sebelum, saat dan pasca bencana untuk meminimalkan bencana. Buku “Ayo Mengenal Lebih Dekat Tanah Longsor” dibuat dalam bentuk komik Gambar 5. Di sini dijelaskan apa, kapan dan bagaimana bencana longsor itu terjadi dan jenis longsoran. Selanjutnya dikenalkan penyebab terjadinya Buku Mengenal Tanah Longsor Sebagai Media Pembelajaran Bencana Sejak Dini Yukni Arifianti Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 21-24 Hal 21 longsoran dan tanda-tanda tanah longsor. Buku disampaikan secara ringan, tidak bertele-tele dan jumlah halamannya sedikit, terdiri dari 20 halaman. Ini memungkinkan siswa untuk bisa lebih menyerap apa yang disampaikan dalam buku tersebut. Gambar 5. Buku tanah longsor dengan format komik Yukni, 2011. Buku “Mengenal Lebih Dekat Tanah Longsor” dibuat dengan format tulisan dipadu ilustrasi-ilustrasi gambar dan foto Gambar 6. Penjelasan yang terdapat dalam buku sama dengan buku untuk tingkat TK-SD. Perbedaannya, penjelasan yang disampaikan buku yang berjumlah 30 halaman ini lebih detail. Walaupun detail, isinya tetap memakai bahasa yang mudah dipahami dan gambar yang menarik. Gambar 6. Buku tanah longsor dengan format tulisan dipadu ilustrasi gambar dan foto Yukni, 2011. Buku Mengenal Tanah Longsor Sebagai Media Pembelajaran Bencana Sejak Dini Yukni Arifianti Hal 22 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 22-24 Buku untuk tingkat SMP – SMA ini juga memaparkan strategi mitigasi bencana tanah longsor yang dilakukan pemerintah melalui PVMBG Gambar 7. Strategi mitigasi bencana tanah longsor tersebut antara lain • Pemetaan, menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana. • Penyelidikan, mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah. • Pemeriksaan, melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penaggulangannya. • Pemantauan, dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomidan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut. • Sosialisasi, memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau masyarakat umum, tentang bencana tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara seperti menerbitkan buku tentang bencana, mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah. Gambar 7. Strategi mitigasi tanah longsor di PVMBG yang dituangkan dalam buku tingkat SMP- SMA Yukni, 2011. Buku Mengenal Tanah Longsor Sebagai Media Pembelajaran Bencana Sejak Dini Yukni Arifianti Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 23-24 Hal 23 Buku ini disiapkan sebagai buku ilmiah populer yang disampaikan secara sederhana. Daya tariknya terletak pada pewarnaan yang bagus, teks yang mudah dipahami, gambar yang menarik dan ditunjang kertasnya yang cukup berkualitas. Buku mengenal tanah longsor dengan ukuran 24,3 cm x 17 cm ini dianggap praktis sebagai buku-buku panduan. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, buku ini mampu berperan sebagai media pembelajaran yang baik tentang konsep mitigasi bencana sejak usia dini. Pemahaman tentang bencana sejak usia dini diprediksi akan lebih memberi kesadaran bukan hanya tentang bencana itu sendiri namun juga tentang bagaimana menjaga kelestarian alam untuk mengurangi efek mematikan dari bencana seperti ini. Buku-buku ini sebagai media pembelajaran tentunya tidak hanya diperuntukkan untuk anak-anak, namun bisa digunakan pihak lainnya, seperti guru, orang tua dan pendidik lainnya sebagai penyampai pesan. Pembelajaran bersama antara anak dengan pihak pendidik akan mengembangkan pembelajaran kualitatif. Jika anak dapat memahami konsep maka akan meningkatkan peluangnya dalam menyelamatkan diri dari bencana, dapat mengenali tanda-tanda peringatan, memahami faktor dasar, mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mengurangi dampak sebelum bencana terjadi dan juga bagaimana harus bereaksi pada saat dan setelah bencana. Jika hal ini dapat dicapai maka anak pun kemudian akan mampu dengan sendirinya menilai, merencanakan, mengimplementasikan, dan lain-lainnya. Kesimpulan Jika anak-anak diajarkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, mereka akan membawa perubahan yang signifikan di masyarakat karena mereka adalah masa depan. Pendidikan melalui salah satu medianya yaitu buku merupakan sumber daya untuk menyiapkan anak-anak dalam pembelajaran bencana sejak dini. Buku ini hanya salah satu media, ada banyak media inovatif lainnya yang bisa dikembangkan untuk melengkapi kegiatan pembelajaran bencana. Dengan mengacu pada buku ini, media pembelajaran lainnya bisa diciptakan misalnya film video, permainan puzzle, ular tangga, monopoli, dan alat peraga. Bencana tentunya sesuatu yang tidak kita harapkan. Walaupun rawan terhadap bencana alam, kesadaran mengenai bencana seperti ini cukup rendah di Indonesia. Ini ditunjukkan oleh langkanya media pembelajaran mengenai bencana alam dan mitigasinya yang tersedia bagi masyarakat. Keberadaan buku ini sebagai bagian dari pendidikan kebencanaan. Pembuatan media pembelajaran untuk kesiapan dan mitigasi terhadap bencana alam akan memainkan bagian penting untuk membangun budaya masyarakat sadar, waspada, dan siap menghadapi/ mengantisipasi bencana. Daftar Pustaka Akbar, Setiawan. 2010. Pengembangan Model Sekolah Siaga Bencana melalui Integrasi Pengurangan Risiko Bencana dalam Kurikulum. Jakarta. Konferensi Nasional Sekolah Aman. Astuti, dan Sudaryono. 2010. Peran Sekolah dalam Pembelajaran Mitigasi Bencana. Jakarta. Jurnal Dialog Penanggulangan Bencana, Volume 1 Nomor 1. Bambang R., dan Bambang S. 2008. Mengenal Bencana Alam Tanah Longsor. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. Benson, and Bugge. 2006. Child-led Disaster Risk Reduction A Practical Guide. Jakarta. Save The Children Foundation. Shone, Rob. Komik Pendidikan Bencana Alam Salju dan Tanah Longsor. Jakarta. Elex Media Komputindo. Sutjiono, Thomas. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jakarta. Jurnal Pendidikan Penabur, No. 04/Th. IV/Juli 2005. Hal 76-84. Tessa, dan Wardhani. 2007. Seri Bencana Alam di Indonesia Banjir dan Tanah Longsor. Jakarta. Penerbit Erlangga. Tim Paket Pedoman Umum Penanggulangan Bencana untuk Masyarakat Umum PUPBM. 2007. Tanah Longsor Kisah tentang Peran Masyarakat Desa Saat Buku Mengenal Tanah Longsor Sebagai Media Pembelajaran Bencana Sejak Dini Yukni Arifianti Hal 24 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 6 Nomor 3,Desember 2011 24-24 Terjadi Bencana Tanah Longsor. Jakarta. Yayasan IDEP. Tim Penyusun Seri Komik Bencana Alam. 2008. Mari Belajar tentang Tanah Longsor. Yogyakarta. Penerbit Postmo. UNESCO Asia and Pacific Regional Bureau for Education, 2007. Kesiapan dan Pendidikan Bencana Alam untuk Pembangunan Berkesinambungan. Bangkok. UNESCO. Waluyanto, Heru Dwi. 2010. Komik sebagai Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta. diakses tahun 2012. Yukni, Arifianti. 2011. Ayo Mengenal Lebih Dekat Tanah Longsor. Bandung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Yukni, Arifianti. 2011. Mengenal Lebih Dekat Tanah Longsor. Bandung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. ... The landslide that occurred in Way Krui Sub-district caused along the road is surrounded by mountains or cliffs so that when the heavy rains in a long time then there will be a landslide because the land can not resist the heat of the water. Landslides that occur cause casualties, property loss, and environmental damage [4]. So the disaster that resulted in thousands of casualties loss of property is not something good for human [5]. ...... Selain itu agar siswa dapat membangun sikap kesiapsiagaan terhadap bencana, khususnya erupsi gunung api. Sehingga pembelajaran mitigasi bencana sejak dini yang diberikan di tingkat sekolah dasar adalah langkah awal membangun sikap tanggap bencana Arifianti, 2011 Usaha memberikan pemahaman materi tentang mitigasi bencana erupsi gunung api pada tingkat sekolah dasar dapat diberikan melalui substansi materi IPA. Adanya perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menjadi Kurikulum 13 merupakan salah satu usaha pemerintah dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum. ...Ika MevianaNelya Eka Susantip>In science subjects at the elementary school level, the concept of geologi’s disaster can be introduced, such as disaster mitigation, namely volcanic eruption disaster. The purpose of this study was to determine the contents feasibility and the book presentation of disaster mitigation education material. In addition, the purpose of developing textbooks was to determine students' understanding of volcanic eruption disaster mitigation materials. This research was designed with a modified 4-D development design. The 4-D development design stages are Define, Design, Develop, and Disseminate. In this study the 4-D design was modified into three steps, namely Define, Design, Develop. Based on the results of research and discussion, the feasibility of the contents and presentation of the book with Disaster Mitigation education material for grade 5 students after going through a series of processes including the validation from material experts, product presentation, language, graphics, limited trials, and field trials, the product is categorized of having very good quality. The level on students understanding of disaster mitigation education material of grade 5 books as a developed product is seen based on students cognitive and affective aspects. Based on the result of the student work on the post test sheet, the average value obtained by the students is 82,25, it incates that students learning process about the mitigation of volcanic eruption disaster have been completed. The dominant scientific attitude of students are curiosity, gaining new information, and cooperation. These scientific atitudes are reflected in the activities of students who are interested in repeating the experiments and their harmonious work shown by the fact that they can work well together with friend within their group. Keywords development; textbooks; disaster mitigation; volcanoes
report text about tanah longsor