🏙️ Wayang Kulit Sebagai Salah Satu Warisan Leluhur Khususnya Dari Keraton

Ironisnya kebanyakan para pemerhati wayang kulit (termasuk dalang), tidak suka ada inovasi pada pola pertunjukan wayang kulit. Ketika wayang kulit dipendekkan dari 9 jam menjadi 4 jam oleh Indosiar, mereka protes. Ketika urutan adegan di utak-atik mereka protes juga. Ketika Ki Sukasman membuat Wayang Ukur, mereka mencaci-maki. Angklungtelah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Indonesia pada tahun 2010. 5. Tari Saman Gayo dari Nanggroe Aceh Darussalam. Saman adalah salah satu kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat Gayo di Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Timur (Kecamatan Serbejadi), Kabupaten Aceh Tamiang (Tamiang Adajenis batik saudagar yang dibuat oleh masyarakat kelas pedagang, batik petani yang dibuat oleh kaum petani, dan batik keraton yang khusus dibuat untuk kalangan kerajaan saja. Wayang kulit Sekitar pada tahun 2003 lalu, wayang kulit ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia yang indah dan sangat berharga. KiAnom Suroto adalah seorang dalang Wayang Kulit Purwa. Ia mulai terkenal sebagai dalang sejak sekitar tahun 1975-an. Ia lahir di Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu Legi 11 Agustus 1948. Ilmu pedalangan dipelajarinya sejak umur 12 tahun dari ayahnya sendiri, Ki Sadiyun Harjadarsana. Wayangdipandang halal sebagai media dakwah yang maha ampuh oleh para wali, Walisongo, salah satu yang berperan besar adalah Sunan Kalijaga. bentuk Wayang Kulit namun juga bertransformasi menjadi puspa warna seni pertunjukan seperti dramatari Wayang Wong yang di masa lalu diusung sebagai kesenian keraton yang disayangi dan dibanggakan COM| -- Wayang kulit bukan hanya berkembang di Jawa. Keberadaannya diakui sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga. Wayang Kulit, Salah Satu Identitas Kesukuan Sumber foto: Antara FotoSeni pertunjukan tra Didusun Kedakan, desa Kenalan, kecamatan Pakis, kabupaten Magelang, diyakini masih ada pertunjukan wayang kulit yang salah satu wayangnya terbuat dari kulit manusia. 'Wayang Kulit Manusia' ini memang diwariskan secara turun temurun hingga sekarang dipegang atau dimiliki oleh seorang dalang yang bernama bapak Sumitro. Termasukmenggaet Konsulat Jenderal Malaysia sebagai salah satu wilayah yang mempunyai ikatan sejarah kuat dengan Aceh. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal, menjelaskan, Festival Krueng Daroy merupakan salah satu bukti nyata dari warisan budaya dan sejarah Aceh yang perlu dilestarikan. Wayangkulit adalah salah satu dari kebudayaan yang dimiliki Indonesia,yang berasal dari sebagai salah satu peninggalan atau warisan leluhur khususnya dari keraton Yogyakarta.Wayang kulit merupakan cerita dari Ramayana dan Mahabhrata. Keberadaanwayang kulit diakui UNESCO sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan di bidang cerita narasi dan warisan budaya yang indah dan berharga. Sumber: Unesco.org. Pertunjukan wayang kulit biasa dimainkan oleh seorang dalang di balik kain putih atau kelir yang disorot lampu listrik sehingga menghasilkan bayangan pergerakan wayang. Dalang Thewayang kulit (shadow puppet) theatre is a traditional art form that has thrived in Southeast Asia for a long time. In Indonesia, Malaysia and Thailand, apart from local stories, wayang kulit ABSTRAK. PROMOSI KEBUDAYAAN TOKOH PUNAKAWAN WAYANG KULIT GAGRAK CIREBON . MELALUI EVENT FESTIVAL . Oleh Michael Aldi Limanta NRP 0664021 Wayang Cirebon merupakan budaya dan ciri khas asli Indonesia yang sangat kental, di Cirebon Wayang sangat terkenal dengan tokoh punakawannya, seringkali wayang dijadikan sebagai hiburan pada acara-acara kesultanan di keraton Cirebon dan kini wayang yang T2Qs. - Kesenian wayang kulit merupakan salah satu warisan turun temurun sejak zaman kuno. Tentu tak sedikit yang bertanya-tanya sebenarnya bagaimana asal usul wayang kulit yang sekarang kita kenal ini. Perihal asal usul wayang kulit menjadi semakin menarik diketahui, apalagi setelah Adidas keliru menyebut bahwa Wayang Kulit berasal dari Malaysia. Namun belakangan Adidas menarik pernyataannya dan meminta maaf. Untuk menguliknya lebih jauh, Anda bisa lihat artikel asal usul wayang kulit ini secara lengkap. Asal Usul Wayang Kulit Baca Juga Teater Monolog Drupadi Padukan Sastra Klasik dan Visual Wayang kulit sendiri sudah tercatat ada sejak tahun sebelum Masehi. Tentu, jauh sebelum cerita Mahabarata dan Ramayana masuk ke Indonesia. Awalnya, wayang kulit digunakan sebagai medium untuk memanggil arwah leluhur dan melakukan pemujaan. Hal in dihubungkan dengan kepercayaan masyarakat Jawa kuno, yang masih melakukan ritual penyembahan pada arwah leluhur. Pemujaan ini dilakukan melalui pagelaran wayang. Kemudian seiring berjalannya waktu masuklah pengaruh Hindu ke Jawa. Pada era tersebut, pembawa agama Hindu melihat wayang kulit bisa jadi media penyebaran ajaran yang efektif. Baru kemudian epos Mahabarata dan Ramayana diadaptasikan ke dalam penceritaan wayang, Lambat laun orientasi pagelaran wayang bergeser, dari yang tadinya pemujaan arwah leluhur menjadi menceritakan kisah dua epos besar tersebut. Akulturasi yang terjadi bisa dikatakan berjalan lancar, sehingga Hindu bisa diterima di Jawa pada masa tersebut. Pementasan Wayang Kulit sebagai Media Penyebaran Agama Baca Juga Cepot Ikon Motocross dari Sukabumi Wayang kulit. [shutterstock]Setelah berhasil digunakan oleh kebudayaan Hindu untuk masuk dan menyebarkan ajarannya, hal yang sama juga dilakukan oleh tokoh yang disebut Wali Songo. Kesembilan Wali ini kemudian menjadi tokoh besar penyebaran agama Islam di tanah Jawa, dengan cara yang serupa dengan agama Hindu. Wayang kulit adalah seni pertunjukan tradisional khas Jawa. Foto KumparanWayang kulit adalah kesenian tradisional Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun. Wayang kulit telah berkembang di Indonesia sebelum abad ke-11 hingga saat ini masih terus pertunjukan wayang kulit ini juga telah mendunia. Hal itu ditandai dengan diakuinya wayang kulit oleh UNESCO sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga pada tahun kulit sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh UNESCO berarti ini merupakan kesenian yang luar apa yang dimaksud dengan wayang kulit? Dari mana daerah asal wayang kulit? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak penjelasan di bawah itu Wayang Kulit?Wayang kulit merupakan salah satu jenis wayang yang ada di Indonesia. Menurut Daru Suprapto dalam bukunya yang berjudul Wayang dan Kesusastraan Djawa, wayang adalah salah satu seni kebudayaan yang merangkum berbagai macam bidang seni dan sastra yang memuat isi padat dan bahannya, wayang terbagi ke dalam 5 jenis, salah satunya adalah wayang kulit. Wayang kulit adalah wayang yang terbuat dari kulit hewan seperti sapi dan Daerah Asal Wayang Kulit?Wayang kulit merupakan kesenian tradisional rakyat Indonesia yang berasal dan berkembang di Pulau Jawa, terkhusus daerah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan ditelisik dari sisi sejarah, wayang kulit merupakan kesenian masyarakat Jawa yang sudah ada dari zaman dahulu kala. Jauh sebelum abad ke-11, ada dua prasasti yang menunjukkan kesenian wayang kulit telah kulit merupakan salah satu seni kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun. Sumber ANTARA FOTOMenurut Sigit Purwanto dalam Pendidikan Nilai dalam Pagelaran Wayang Kulit, prasasti pertama yang dikeluarkan oleh Raja Lokapala pada tahun 840 ada dicatat tentang orang-orang yang aringgit, mengambil bagian dalam pertunjukan prasasti yang kedua yang dibuat atas perintah Raja Balitung pad tahun 907 pun antara lain disebut, “…. si Galigi Mawayang”, artinya Galigi mengadakan pertunjukan itu, para ahli dan akademisi juga menyepakati bahwa wayang kulit merupakan kesenian asli Jawa dan lahir di Jawa yang mengalami perkembangan usai masuknya agama Hindu dan Islam di Wayang KulitWayang kulit adalah jenis wayang yang berasal dari kulit lembu atau sapi. Sumber ANTARA FOTOSeperti wayang lainnya, wayang kulit juga terbagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan alur cerita yang dibawakan. Jenis-jenis wayang kulit, yaitu Wayang Purwa adalah pertunjukan wayang yang pakem atau ceritanya bersumber dari kitab Mahabarata atau Ramayana. Wayang ini dapat berupa wayang kulit, wayang golek, maupun wayang orang. Wayang Madya adalah campuran pertunjukan wayang Purwa dan wayang Gedhog. Lakonnya menghubungkan dua zaman, yaitu zaman Purwa Ramayana dan Mahabarata dengan zaman Jenggala yang menceritakan cerita-cerita Gedhog adalah pertunjukan wayang yang lakonnya bersumber dari cerita Panji maupun kisah kepahlawanan pada masa kerajaan Kediri, Singhasari, dan Menak adalah pertunjukan yang pakemnya bersumber pada cerita Menak. Wayang Babad adalah pertunjukan wayang yang pakemnya bersumber pada cerita-cerita babad sejarah setelah masuknya agama Islam di Indonesia. › Bebas Akses›Wayang Orang, Warisan Keraton ... Ngesti Pandowo menjadi salah satu dari segelintir kelompok wayang orang yang masih bertahan. Berawal dari seni adiluhung keraton, kesenian ini menjadi tontonan rakyat semua lapisan. Pelestarian jadi tantangan, Oleh KRISTI DWI UTAMI, GREGORIUS MAGNUS FINESSO 7 menit baca Kompas/P Raditya Mahendra YasaAnoman Dalam Lakon Semar Boyong yang dipentaskan dalam pentas perdana WO Ngesti Pandowo, Sabtu 8/1/2022 di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang, Jawa Pandowo, kelompok wayang orang di Kota Semarang, Jawa Tengah, tetap bertahan di usia menjelang 85 tahun dengan segala dinamika, pun nostalgia. Di kota dagang ini, wayang orang bertransformasi dari seni adiluhung keraton, menjadi tontonan rakyat yang 45, lekat menatap pertunjukan Wayang Orang WO Ngesti Pandowo dari kursi penonton, Sabtu 15/1/2022 malam. Datang sendiri untuk bernostalgia, ia khidmat menyaksikan lakon “Gandamana Luweng”, sambil merangkum kenangan masa kecilnya. Saat itu, sang kakek kerap mengajaknya menonton kelompok wayang orang yang sama di Gedung Rakyat Indonesia Semarang GRIS, atau kini berubah menjadi Mal Paragon. "Dulu yang kepengin nonton Ngesti Pandowo itu banyak. Apalagi kalau malam minggu, umpel-umpelan desak-desakan. Mau beli tiket saja harus sehari sebelumnya supaya tidak kehabisan," kenang malam itu, banyak kursi kosong di Gedung Ki Narto Sabdo, tempat pentas WO Ngesti Pandowo di kompleks Taman Budaya Raden Saleh TBRS. Dari sekitar 100 kursi, kurang dari separuh yang terisi. Dampak pandemi Covid-19 masih membuat atraksi seni mesti digelar sangat juga Harapan kepada Pemimpin dalam Gending Ki Narto SabdoKompas/P Raditya Mahendra YasaSalah seorang wayang berdandan membentuk karakter tokoh dalam pentas perdana WO Ngesti Pandowo, Sabtu 8/1/2022 di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang, Jawa sepi, Asih dan puluhan penonton lain tetap hanyut menyaksikan pentas yang malam itu digelar untuk kedua kali sejak awal tahun. Setelah nyaris dua tahun absen akibat pagebluk, pemerintah mengizinkan WO Ngesti Pandowo, satu-satunya kelompok wayang orang yang masih bertahan di Kota Semarang, kembali pentas rutin tiap akhir itu, lakon Gandamana Luweng dimainkan apik. Kisah itu tentang upaya licik Arya Suman menyingkirkan Patih Gandamana dan merebut kedudukan sebagai menteri utama Kerajaan Hastina. Untuk membayar hasratnya, dia mesti cacat buruk rupa dan namanya diganti menjadi Patih Sangkuni. Sebuah pesan tentang nafsu dan angkara yang selalu berakhir juga Meniupkan Asa Ngesti Pandawa di Pentas PerdanaPesan-pesan moral semacam ini pula yang membuat Asih menyukai wayang orang sejak kecil. “Ada pesan-pesan tersirat dari kisah yang dibawakan. Dikemas dengan cerita apik ditambah pertunjukan tari dan alunan gamelan menarik," sewaktu kecil, Asih tak puas hanya menonton sekali dalam sepekan. Ia ingat sempat merengek kepada kakeknya agar dibelikan keping VCD berisi rekaman pertunjukan wayang orang agar dirinya bisa kapanpun DWI UTAMISeorang wayang orang sedang merias wajahnya sebelum pentas di Gedung Ki Narto Sabdo, Kompleks Taman Budaya Raden Saleh, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 15/1/2022. Pentas malam itu merupakan pentas kedua di harapan penonton yang dilakukan Ngesti Pandowo selama pandemi muhibah Adapun Ngesti Pandowo adalah kelompok wayang orang yang didirikan 1 Juli 1937 di Madiun, Jawa Timur oleh Ki Sastrosabdo. Selain dia, beberapa seniman lain yang membesarkan WO Ngesti Pandowo yakni Ki Narto Sabdo, Ki Darso Sabdo, Ki Koesni, dan Ki Sastro mereka berpentas secara berpindah-pindah dari satu kota ke kota yang lain dengan konsep tobong. Tobong adalah bangunan pentas sekaligus berfungsi sebagai tempat tempat tinggal para pemain wayang orang. Dari pentas muhibah itu, Ngesti Pandowo akhirnya menetap di Kota 1960 hingga 1970-an, wayang orang menjadi hiburan yang sangat digandrungi seluruh lapisan warga. Tak hanya suku Jawa, tetapi juga orang-orang Belanda, dan keturunan sekaligus Guru Besar Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang Teguh Supriyanto menuturkan, pada 1960 hingga 1970-an, wayang orang menjadi hiburan yang sangat digandrungi seluruh lapisan warga. Tak hanya suku Jawa, tetapi juga orang-orang Belanda, dan keturunan pertunjukan wayang orang juga digemari para pejabat. Presiden Soekarno disebut pernah mengundang Ngesti Pandowo untuk pentas di istana negara. "Kalau tidak salah sebanyak dua kali. Di Istana Bogor dan Istana Merdeka Jakarta," kata DWI UTAMISuasana Gedung Ki Narto Sabdo di kompleks Taman Budaya Raden Saleh TBRS, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu 19/1/2022. Di gedung tersebut wayang orang Ngesti Pandowo era itu, selain Ngesti Pandowo, ada dua kelompok wayang orang yang juga kondang di Semarang. Dalam bukunya "Semarang City, a Glance into the Past", Jongkie Tio menyebutkan dua grup lain itu adalah Sri-Wanito dan Wahyu didirikan dua bersaudara, Juk Hwa dan Kong Hwa pada 1935 di Temanggung. Kelompok itu kemudian pindah ke daerah Bugangan, Kecamatan Semarang Timur. Pada 1954, kelompok itu pindah ke Gedung Kesenian dan Pertemuan Sriwanito yang terletak di sekitar Pasar Dargo. Sayangnya, kelompok itu bubar pada 1989 akibat persoalan juga Nonton Wayang Bisa lewat Google Arts and CultureSementara kelompok Wahyu Utomo didirikan oleh Wahyu Utomo pada 1970. Sebelum bubar pada 1985, kelompok itu pernah pentas di Taman Hiburan Rakyat THR Tegalwareng dan THR Jurnatan. Saat itu di antara kelompok WO juga terjadi rivalitas sengit. Tak jarang terjadi saling serobot awak buku Wayang Wong Milenial Inovasi Seni Pertunjukan pada Era Digital 2021, Ni Made Ruastiti, I Komang Sudirga, dan I Gede Yudarta mencatat, seni wayang orang berusia sangat tua. Prasasti Wimalasmara 930 M dan Prasasti Balitung 907 M telah menyebut pertunjukan ini dengan istilah Jawa Kuno, Wayang Wwang. Wayang wwang dihidupkan kembali keraton Surakarta dan Putra Perdana DITPertunjukan wayang orang WO Ngesti Pandowo dengan lakon "Gatutkaca Kembar Pitu" digelar di Gedung Kesenian Ki Narto Sabdho, Taman Budaya Raden Saleh TBRS, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 11/3. Berdiri sejak 1 Juli 1937 di Madiun, Jawa Timur WO Ngesti Pandowo masih bertahan hingga kini. Pertunjukan digelar setiap Sabtu malam. Kompas/Aditya Putra Perdana DIT 11-03-2017Di Yogyakarta, wayang orang dikembangkan Sultan Hamengkubuwono I pada 1750-an. Menurut Soedarsono dalam Wayang Wong The State Ritual Dance Drama in the Court of Yogyakarta 1984, selain seni adiluhung, wayang orang jadi alat politik meraih legitimasi sebagai penguasa sah Mataram dan penerus tradisi kebudayaan di Surakarta, wayang orang dikembangkan Mangkunegara I sekitar 1760 dan maju pesat di masa Mangkunegara V. Menurut Wahyu Santoso Prabowo dkk, dalam Sejarah Tari Jejak Langkah Tari di Pura Mangkunagaran 2007, Mangkunegara V melakukan pembaruan dari sisi penari, rias busana, lakon, dan fungsi sajian. Dikenalkan pula lakon carangan atau di luar pakem Mahabarata dan penting terjadi akhir abad ke-19 saat seni ini ke luar tembok keraton kala istana tak punya cukup dana akibat kemunduran ekonomi. Pelopor wayang orang komersial muncul dari kalangan pengusaha keturunan Tionghoa atas persetujuan keraton. Tujuannya untuk mencari uang. Setelah di Surakarta, kelompok komersial lain bermunculan. Posisi Semarang sebagai kota dagang yang ramai, membuat kelompok-kelompok itu mencoba mencari nafkah di PUTRA PERDANAPatung Ki Narto Sabdo di Kota Semarang, Jawa demikian, seiring zaman, popularitas wayang orang mulai tergerus. Hal itu juga menimpa Ngesti Pandowo. Dalam laporan penelitian Fakultas Sastra Universitas Diponegoro oleh Haryono Rinardi, Dhanang Respati Puguh, dan Siti Maziyah pada 2002 disebutkan, penurunan jumlah penonton semakin jelas setelah Ngesti Pandowo pindah dari tempat pementasan tetap di GRIS pada 2002, jumlah penonton hanya sekitar 30 orang per pentas dengan harga tiket rata-rata Rp Penjualan tiket tak mampu menutup ongkos produksi, apalagi ditambah biaya hidup 80 orang anggota. Pada Mei 2000 Ngesti Pandowo bahkan merugi hingga Rp 5,5 juta per Ketua Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Dhanang Respati Puguh, pamor Ngesti Pandowo mulai surut ketika kehilangan panutan mereka, Sastrosabdo pada 1965, disusul Koesni 1980, Sastro Sudirdjo pada 1984, dan Narto Sabdo pada 1985. Bahkan, Ngesti Pandowo terpaksa menjual sebagian aset untuk mempertahankan kelangsungan hidup anggotanya."Persoalan penting lain adalah regenerasi. Bahkan sejumlah anak wayang anak anggota Ngesti Pandowo sendiri tidak mau menjadi wayang orang karena pesimistis terkait masa depan seni ini," ungkap juga Ki Narto Sabdo dan Penanda Zaman di Kawasan Semarang LamaKompas/P Raditya Mahendra YasaLoket tiket di depan piintu masuk Gedung Ki Narto Sabdo di Kompleks Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang, Jawa Tengah. Mulai awal tahun ini, pentas wayang Orang Ngesti Pandowo diizinkan digelar secara rutin di sini. Hal ini diakui salah satu anak wayang Ngesti Pandowo, Albela Mayarani Puspita 29. Ia menyebut, jumlah anak seniman yang mau berkecimpung di dunia wayang orang bisa dihitung jari. "Saya prihatin anak-anak wayang hampir tidak ada yang mau meneruskan jejak orangtuanya. Kebanyakan berpikir di Ngesti Pandowo tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup," kata Mayarani yang kini jadi anggota Laskar Muda Ngesti luar kegiatannya di Ngesti Pandowo, Mayarani bekerja sebagai pengajar tari dan memiliki sanggar tari. Sebelumnya, dia pernah bekerja di sebuah bank, tetapi memutuskan berhenti karena kesulitan membagi waktu antara bekerja dan beraktivitas di Ngesti Muda Ngesti Pandowo merupakan salah satu ikhtiar regenerasi kelompok wayang orang itu. Tak hanya anak wayang, mereka juga menerima anak-anak muda yang tertarik kesenian wayang orang. "Kami merekrut orang-orang dari dalam maupun luar keluarga Ngesti Pandowo. Kini, anggota kami sekitar 80 orang, mulai dari 17 tahun hingga 70 tahun," ujar Pimpinan Ngesti Pandowo Djoko prihatin anak-anak wayang hampir tidak ada yang mau meneruskan jejak orangtuanya. Kebanyakan berpikir di Ngesti Pandowo tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Albela Mayarani PuspitaPemerintah Kota Semarang juga berkomitmen turut menjaga kelangsungan kesenian rakyat itu. Sebab, sulit dimungkiri, kelompok itu telah menjelma sebagai ikon seni Semarang. "Kalau pandemi melandai, kami akan buat program menonton bersama wayang orang, termasuk bagi pelajar. Harapannya, para pelajar tertarik bergabung sehingga ada regenerasi," kata Kepala Seksi Atraksi Budaya Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, menarik kaum milenial, lanjut Teguh, Ngesti Pandowo juga harus mulai memerhatikan kemasan pertunjukan mengikuti kesukaan anak muda. Mereka juga perlu bersinergi dengan pemerintah, perguruan tinggi, dan dunia usaha. Dengan cara-cara itu, Ngesti Pandowo diharapkan dapat bangkit dan DWI UTAMILaskar Muda Ngesti Pandowo berpentas di Gedung Ki Narto Sabdo, Kompleks Taman Budaya Raden Saleh, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 15/1/2022. Pentas malam itu merupakan pentas kedua di harapan penonton yang dilakukan Ngesti Pandowo selama pandemi Covid-19. EditorGREGORIUS MAGNUS FINESSO

wayang kulit sebagai salah satu warisan leluhur khususnya dari keraton